Softdrink, siapa yang tak kenal minuman ‘menyegarkan’ ini? Minuman ini sangat mudah ditemukan di Indonesia, karena banyak digemari oleh para remaja di negeri ini. Tak hanya Indonesia, di belahan bumi manapun minuman ini sangat mudah untuk ditemukan.
 Namun, sebaiknya kini perlu perhatian yang lebih ketika ‘menenggak’ minuman ini, karena ternyata banyak efek buruk yang ditimbulkan minuman ‘menyegarkan’ ini, antara lain:
1. Ternyata softdrink mampu menguras persediaan air di dalam tubuh manusia. Seperti yang telah diketahui, tubuh manusia sebagian besar berupa air, lantas jika tubuh manusia kekurangan air, persediaan air dalam tubuh harus diganti minimal 8-12 gelas sehari/botol softdrink. Hal ini disebabkan karena pemrosesan gula tingkat tinggi dalam softdrink.
2. Softdrink mengandung fosfat yang mampu menghancurkan mineral-mineral penting dalam tubuh manusia. Kekurangan mineral bagi manusia dapat menyebabkan Penyakit Jantung, Osteoporosis, dll. Mineral juga merupakan ‘suporter’ bagi vitamin, jadi jika mineral berkurang, vitamin tak akan mampu menunjukkan kinerja yang optimal.
3. Mobil anda berkarat? Atau motor? Anda bisa membersihkan karat tersebut dengan softdrink. Lho? Iya, benar, softdrink mampu membersihkan karat pada besi/logam lainnya. Anda bisa membayangkan jika mengenai usus atau organ-organ penting tubuh.
4. Meskipun berupa air, namun softdrink bukanlah jenis air yang diperlukan oleh tubuh. Malah jika terlalu banyak ‘menenggak’ softdrink, bisa menyebabkan Dehidrasi Seluler Kronis. Dehidrasi ini mampu melemahkan sel-sel tubuh, dan dalam perkembangannya menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
5. Softdrink adalah sekutu virus. Maksudnya? Ketika terkena flu, demam, ataupun yang lain, jangan pernah mencoba, atau bahkan berfikir untuk meminum softdrink karena softdrink akan mempersulit tubuh melawan virus.
6. Gula dan kafein yang tinggi yang terkandung di dalam softdrink akan mempengaruhi pencernaan, bahkan menghentikan proses pencernaan. Jadi tubuh tidak akan mampu menyerap gizi yang terkandung dalam makanan yang baru saja dimakan. 
7. Gula yang tinggi menyebabkan produksi insulin di dalam pankreas terlalu banyak (berlebihan). Kelebihan atau kekurangan insulin dan gula menyebabkan diabetes dan penyakit lain yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh. 
8. Softdrink bersifat asam. Sifat ini mampu menembus garis sambung pada kaleng aluminium dan bahkan melumerkan kaleng tersebut jika disimpan terlalu lama. Terlalu banyak kandungan aluminium dalam otak dapat menyebabkan alzaimer (pikun). Selain itu tingkat keasaman softdrink memiliki pH 2,5, artinya ratusan ribu kali lebih asam dari keasaman alami manusia yang memiliki pH 7,0. Softdrink (dan makanan asam lain) mengendapkan limbah asam yang menumpuk di sendi-sendi atau organ tubuh. Semakin rendah pH seseorang, semakin parah penyakit seseorang.
(diolah dari berbagai sumber)

Bhayangkara, jika kita mendengar kata tersebut, mungkin yang pertama kali terbayang di benak kita adalah nama sebuah unit kepolisian Indonesia. Itu benar, namun apakah sebenarnya Bhayangkara ini?

Nama ini telah dikenal di Indonesia (baca: Nusantara), di sebuah kerajaan bernama Kraton Majapahit. Bhayangkara merupakan sebuah unit pasukan kecil, namun memiliki kemampuan khusus yang sukar untuk ditandingi. Prajurit yang tergabung dalam pasukan Bhayangkara ini merupakan pelindung terakhir bagi Raja beserta keluarga apabila terjadi pemberontakan.

Seperti yang telah kita pelajari di buku-buku sejarah, pasukan khusus ini pada mulanya dipimpin oleh seorang bekel yang bernama Gajah Mada. Peran Gajah Mada dan Bhayangkara ini bermula ketika para Dharmaputra Winehsuka memberontak pada Raja kedua Majapahit, Raden Kalagemet atau Jayanagara. Kala itu pemberontak mampu menduduki Istana namun Jayanagara berhasil meloloskan diri berkat kawalan dari pasukan Bhayangkara.

Kisah mengenai Bhayangkara ini dapat kita baca pada novel karya Langit Kresna Hariadi (biasa disingkat LKH), yang berjudul Gajah Mada. Walaupun tidak sepenuhnya nyata, namun dari novel tersebut kita mendapat gambaran mengenai kemampuan Bhayangkara. Kemampuan yang paling menonjol dari pasukan ini adalah kemampuan mereka menyusup sebagai telik sandi (mata-mata). Mereka juga mempunyai kemampuan dalam menggunakan sandi.

Karena saking terkenalnya, di masa depan nama ini digunakan sebagai salah satu unit kepolisian Indonesia. Kita berharap semoga Kepolisian Indonesia mampu menjadi ataupun menyamai kemampuan Bhayangkara di abad 13 silam.


Avatar, film sensasional yang mendapat berbagai pujian dari berbagai kalangan. Merupakan buah karya James Cameron, film ini menyuguhkan animasi yang luar biasa, dan menggeser Lord of The Rings sebagai film terfavorit.

Tulisan ini tidak akan mengulas mengenai animasi-animasi, efek-efek khusus, atau para pemainnya, namun lebih kepada nilai-nilai yang ada dalam film tersebut.

Diceritakan bahwa penduduk bumi sedang mencari planet pengganti untuk dihuni. Dan pilihan atas hal tersebut jatuh pada Planet Pandora. Namun di dalam planet tersebut telah dihuni berbagai makhluk. Dari sinilah cerita bermula.

Terlihat dari sini watak manusia yang rakus dan tamak. Secara tidak langsung, film ini memperlihatkan bahwa manusia suka mengumbar nafsu, terutama yang sifatnya merusak apa yang telah ada. Dengan berbagai peralatan yang super canggih, mereka mulai merusak sistem tatanan yang telah tercipta secara alami di tempat tersebut. Mereka menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan pusat kehidupan planet tersebut, yaitu sebuah pohon raksasa. Dalam kehidupan nyata, pohon merupakan pusat kehidupan bagi hewan-hewan kecil seperti burung, serangga, dsb. Ketika pohon tersebut lebih besar, bertambah pula penghuni pohon tersebut. Walaupun dalam film tersebut akhirnya manusia menjadi pihak yang kalah, namun kerusakan yang ditimbulkan karena agresi tersebut sangat buruk.

Jika kita membandingkan hal tersebut dengan kehidupan nyata, tidak ada bedanya. Bedanya hanyalah, dalam kehidupan nyata, manusia merusak alamnya sendiri, alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT untuk kita, para manusia. Dengan kepandaiannya, manusia menciptakan berbagai peralatan-peralatan canggih. Mereka mengembangkannya dengan alasan keamanan dan kestabilan dunia. Dengan alasan membasmi teroris, mereka menyerang suatu Negara yang sesungguhnya telah merdeka, dan mempunyai pemerintahan sendiri. Kita, bangsa Indonesia, mengetahui penderitaan akan penyerangan oleh Negara lain, karena selama lebih dari 3 abad, kita dijajah oleh bangsa lain.

Kini, setelah semua Negara di dunia berada dalam satu wadah yang disebut PBB, perang dan pengrusakan tetap menjadi hal yang paling akrab di telinga kita. Mereka tak mampu mencegah pengrusakan-pengrusakan yang dilakukan oleh suatu Negara terhadap Negara lain. Bahkan untuk melindungi perilaku manusia terhadap pohon-pohon yang memberi kita oksigen untuk bernafas pun, rasanya sangat sulit. Indonesia, yang bersama dengan Amazon (pernah) menjadi paru-paru dunia, dan zamrud khatulistiwa, kini hanyalah sebuah gugusan pulau yang rimbun akan gedung-gedung dan pabrik-pabrik yang menghasilkan gas-gas beracun.

Dengan banyaknya orang yang telah menyaksikan film Avatar tersebut, semoga orang-orang tersadar akan pentingnya sebuah pohon. Pohon yang menjadi tempat tinggal berbagai hewan, dan menjadi penghasil oksigen. Ingat, kita memperoleh oksigen ini secara cuma-cuma. Tidak mustahil, jika pepohonan terus berkurang, manusia akan membayar ‘hanya’ untuk bernafas.

Kita semua mengetahui bahwa adegan-adegan dalam film tersebut hanyalah efek-efek komputer, namun hal tersebut tetap memberi pengaruh yang buruk apabila hanya dicerna mentah-mentah. Mengapa tidak membuat film yang menceritakan tentang seseorang yang berusaha dengan keras mengembalikan alam seperti sediakala? Kita pernah disentil oleh film ‘Ice Age’, yang menceritakan bahwa es-es di kutub mencair akibat pemanasan global. Mengapa setelah menonton film tersebut kita tidak mengambil suatu tindakan?

Manusia diberi kelebihan oleh Allah SWT, yaitu berupa akal pikiran. Oleh karena itu marilah kita mulai berpikir untuk memikirkan bagaimana mengembalikan pepohonan sebagai sumber kehidupan. Air, udara, tanah, semuanya membutuhkan pepohonan. Air sangat melimpah, namun air bersih sulit dicari. Bukankah hal tersebut sangat aneh?

Untuk terakhir kali, marilah kita mengembalikan Indonesia menjadi paru-paru dunia, dan mengembalikan Indonesia sebagai zamrud khatulistiwa. Belajarlah dari Negara sahabat, Bhutan dan Kosta Rika yang mampu menambah lahan hutan, ketika di Negara lain hutan mulai menghilang.

Save our earth!!!

Nusantara, kata yang begitu bermakna. Kata yang pertama kali muncul dalam sebuah sumpah mengerikan yang diucapkan oleh seorang Patih, Mahapatih Gajah Mada. Sumpah yang mampu menggetarkan dinding Bale Manguntur, tempat dimana sang patih mengucapkan sumpah tersebut dengan lantang dan sepenuh hatinya:

Lamun huwus kalah NUSANTARA, Isun amukti palapa,
Lamun kalahing Gurun, ring Seran, ring Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, ring Dompo, ring Bali, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana Isun amukti palapa


Tak akan bersenang-senang sebelum menyatukan seluruh Nusantara. Itulah sumpah yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada. Beberapa menertawakan sumpahnya itu, yang bagi mereka hanyalah sebuah ‘omong besar’.
Dengan susah payah, akhirnya sumpahnya tersebut berhasil ia laksanakan. Wilayah Indonesia secara keseluruhan, ditambah Malaysia, Singapura, sebagian Thailand, pulau-pulau terluar Filipina sampai Papua, berhasil ia satukan di bawah Panji-Panji Majapahit.
Meskipun sangat luas, duet pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada mampu menjaga keamanan wilayahnya. Negara aman dan sentosa, tak ada perselisihan. Nusantara kala itu merupakan wilayah yang sangat makmur.

Nusantara, kini tak seluas dulu. Tak sesubur seperti dulu. Air melimpah, namun air bersih sangat sulit dicari. Pohon-pohon semakin berkurang, diganti dengan pohon-pohon besi besar yang tak mampu menghasilkan oksigen. Manusia-manusia yang bermunculan, semakin menggeser makhluk hidup lain yang sudah menghuni Nusantara terlebih dulu.
Jalanan berlapiskan aspal, membuat air kesulitan memenuhi siklusnya sebagai air yang membantu seluruh makhluk hidup. Hewan-hewan berkaki bundar berlari dengan kecepatan tinggi di atas aspal. Mengeluarkan suara dan asap yang mencemari bumi Nusantara. Burung-burung besi raksasa terbang dengan angkuhnya, menjadi raja di langit, menggantikan Kalangkyang, yang terlebih dahulu menguasai langit biru di Nusantara.
Sebagai penduduk Nusantara, sudah selayaknya kita merawat warisan dari Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada dalam merawat, mengelola, dan menjaga kelangsungan, kelestarian, dan kesejahteraan seluruh makhluk di Nusantara. Jika dahulu Sriwijaya dan Majapahit mampu menjadikan Nusantara ini sejahtera, kita, seharusnya mampu melebihi apa yang telah nenek moyang kita lakukan. Kita harus senantiasa merawat NUSANTARA ini!!!!!

Mereka menghinaku karena sang pujaan berambut pirang
Kukatakan pada mereka, warna pirang membuatnya rupawan
Mereka mencemooh warna yang laksana cahaya dan keemasan


Orang –orang bodoh memang kelewat bebal
Tercelakalah warna bunga bakung nan segar
Atau warna bintang yang berkelip di langit


Makhluk Tuhan yang paling bodoh adalah
yang memilih arang hitam legam warnanya
Sungguh, itu warna para penghuni Jahanam
Warna pakaian orang yang sengsara di neraka


Saat bendera hitam berkibar dipancangkan
Kita yakin, tak ada lagi jalan perdamaian


(Ibn Hazm al-Andalusi – 384 H/994M – 456H/1064M)
Kitab Thuq al-Hamamah

Nyanyian pepohonan bergema melewati celah sempit lereng gunung yang selama ini dijauhi manusia. Penduduk sekitar menamakan celah tersebut Celah Yang Bernyanyi. Celah tersebut terletak di sebuah pegunungan yang sangat gersang, bahkan lalat pun tak mau terbang melewatinya. Beberapa hewan yang mencoba melewati tempat itu berjasa membantu manusia di masa depan untuk meneliti masa itu, dengan menyelidiki tulang-tulang mereka yang telah menjadi batu. Bahkan tak sedikit yang telah menyatu dengan tanah.
Dari daerah tak berpenghuni itu selalu terdengar nyanyian-nyanyian pilu. Penduduk sekitar menamakan nyanyian itu Tembang Kesedihan. Tembang yang sejatinya tercipta dari kerja sama yang apik antara angin dan semak-semak, serta celah-celah bukit tersebut menjadi satu-satunya pelipur lara bagi alam, sang Ibu Bumi.
Walaupun daerah itu gersang, di sudut yang tak terjangkau oleh sinar matahari, terdapat sebuah pohon yang berwarna hijau. Satu-satunya yang hijau di tempat itu. Penduduk sekitar menamakan pohon tersebut Sang Hijau. Hanya di pohon itulah terdapat gambaran sebuah ekosistem yang ideal: sepasang tupai bersarang di salah satu ranting pohon itu, bertetangga dengan sepasang burung Manyar di ranting yang lainnya. Penghuni pohon tersebut tak kekurangan makanan, karena Sang Hijau menyediakan makanan berupa biji-bijian bagi mereka.
Di sudut yang lain, terdapat gua yang sangat gelap dan tak berujung. Konon gua tersebut menghubungkan dua ujung dunia. Antara barat dan timur, ataupun utara dan selatan. Penduduk sekitar menamakan gua tersebut Gua Penghubung. Benar-benar gelap di gua itu, karena sinar matahari pun merasa takut untuk masuk ke dalam sana.
Tak ada yang tahu batu besar yang ada di “pintu masuk” wilayah itu berasal. Bahkan orang yang paling tua dan paling pandai pun tak mengetahuinya. Penduduk sekitar menamakan batu itu Batu Awal. Batu besar yang seolah menghalangi siapapun yang akan masuk ke daerah itu.


Lagi, buku berkualitas karya James Reston jr. Buku ini berjudul Warriors of God. Dari judulnya kita bisa menyimpulkan bahwa isinya adalah tentang perang. Benar, buku ini memang menceritakan tentang perang yang sangat luar biasa, dan berlangsung selama hampir 5 abad, yaitu Perang Salib. Akan tetapi, buku ini hanya menceritakan salah satu periode perang tersebut, yang sering disebut Perang Salib III.
Buku ini menceritakan tentang dua tokoh paling berpengaruh saat itu, yaitu Sultan Shalahudin al-Ayyubi dari Turki, dan Richard the Lionheart, Raja Inggris. Kita dapat belajar sifat-sifat kepahlawanan dari dua tokoh besar tersebut, yang pada suatu ketika mengalami tekanan-tekanan batin yang luar biasa. 
Sultan Shalahudin, atau yang lebih dikenal sebagai Saladin, berhasil menguasai Yerusalem pada periode ini. Ketika berada di dalam kekuasaan Turki Ottoman, Yerusalem mencapai masa yang gemilang. Muslim, Nasrani dan Yahudi bebas beribadah tanpa ada gangguan. Satu hal yang harus kita contoh, yaitu rasa saling tenggang rasa.
Buku ini sangat menarik, karena tentu saja sejarah adalah suatu hal yang paling menarik, dan akhirnya, selamat membaca