Mereka menghinaku karena sang pujaan berambut pirang
Kukatakan pada mereka, warna pirang membuatnya rupawan
Mereka mencemooh warna yang laksana cahaya dan keemasan


Orang –orang bodoh memang kelewat bebal
Tercelakalah warna bunga bakung nan segar
Atau warna bintang yang berkelip di langit


Makhluk Tuhan yang paling bodoh adalah
yang memilih arang hitam legam warnanya
Sungguh, itu warna para penghuni Jahanam
Warna pakaian orang yang sengsara di neraka


Saat bendera hitam berkibar dipancangkan
Kita yakin, tak ada lagi jalan perdamaian


(Ibn Hazm al-Andalusi – 384 H/994M – 456H/1064M)
Kitab Thuq al-Hamamah

Nyanyian pepohonan bergema melewati celah sempit lereng gunung yang selama ini dijauhi manusia. Penduduk sekitar menamakan celah tersebut Celah Yang Bernyanyi. Celah tersebut terletak di sebuah pegunungan yang sangat gersang, bahkan lalat pun tak mau terbang melewatinya. Beberapa hewan yang mencoba melewati tempat itu berjasa membantu manusia di masa depan untuk meneliti masa itu, dengan menyelidiki tulang-tulang mereka yang telah menjadi batu. Bahkan tak sedikit yang telah menyatu dengan tanah.
Dari daerah tak berpenghuni itu selalu terdengar nyanyian-nyanyian pilu. Penduduk sekitar menamakan nyanyian itu Tembang Kesedihan. Tembang yang sejatinya tercipta dari kerja sama yang apik antara angin dan semak-semak, serta celah-celah bukit tersebut menjadi satu-satunya pelipur lara bagi alam, sang Ibu Bumi.
Walaupun daerah itu gersang, di sudut yang tak terjangkau oleh sinar matahari, terdapat sebuah pohon yang berwarna hijau. Satu-satunya yang hijau di tempat itu. Penduduk sekitar menamakan pohon tersebut Sang Hijau. Hanya di pohon itulah terdapat gambaran sebuah ekosistem yang ideal: sepasang tupai bersarang di salah satu ranting pohon itu, bertetangga dengan sepasang burung Manyar di ranting yang lainnya. Penghuni pohon tersebut tak kekurangan makanan, karena Sang Hijau menyediakan makanan berupa biji-bijian bagi mereka.
Di sudut yang lain, terdapat gua yang sangat gelap dan tak berujung. Konon gua tersebut menghubungkan dua ujung dunia. Antara barat dan timur, ataupun utara dan selatan. Penduduk sekitar menamakan gua tersebut Gua Penghubung. Benar-benar gelap di gua itu, karena sinar matahari pun merasa takut untuk masuk ke dalam sana.
Tak ada yang tahu batu besar yang ada di “pintu masuk” wilayah itu berasal. Bahkan orang yang paling tua dan paling pandai pun tak mengetahuinya. Penduduk sekitar menamakan batu itu Batu Awal. Batu besar yang seolah menghalangi siapapun yang akan masuk ke daerah itu.


Lagi, buku berkualitas karya James Reston jr. Buku ini berjudul Warriors of God. Dari judulnya kita bisa menyimpulkan bahwa isinya adalah tentang perang. Benar, buku ini memang menceritakan tentang perang yang sangat luar biasa, dan berlangsung selama hampir 5 abad, yaitu Perang Salib. Akan tetapi, buku ini hanya menceritakan salah satu periode perang tersebut, yang sering disebut Perang Salib III.
Buku ini menceritakan tentang dua tokoh paling berpengaruh saat itu, yaitu Sultan Shalahudin al-Ayyubi dari Turki, dan Richard the Lionheart, Raja Inggris. Kita dapat belajar sifat-sifat kepahlawanan dari dua tokoh besar tersebut, yang pada suatu ketika mengalami tekanan-tekanan batin yang luar biasa. 
Sultan Shalahudin, atau yang lebih dikenal sebagai Saladin, berhasil menguasai Yerusalem pada periode ini. Ketika berada di dalam kekuasaan Turki Ottoman, Yerusalem mencapai masa yang gemilang. Muslim, Nasrani dan Yahudi bebas beribadah tanpa ada gangguan. Satu hal yang harus kita contoh, yaitu rasa saling tenggang rasa.
Buku ini sangat menarik, karena tentu saja sejarah adalah suatu hal yang paling menarik, dan akhirnya, selamat membaca


Bagi penggemar novel, khususnya yang berjenis misteri plus thriller, perkenalkan, novel karya Gregg Loomis yang diberi judul The Pegasus Secret. Tokoh utama kisah ini bernama Lang Rilley, mantan pengacara yang beralih profesi menjadi detektif swasta.

Pada buku ini dikisahkan bahwa Lang menyelidiki tentang pembunuhan adik perempuannya yang disebabkan hanya karena sebuah lukisan. Tapi lukisan tersebut bukanlah lukisan biasa karena lukisan tersebut adalah karya pelukis Nicholas Poussin yang berjudul "Gembala dari Arkadia." Penyelidikannya membawanya kembali ke masa abad pertengahan, karena musuhnya adalah suatu organisasi rahasia yang sangat terkenal pada masa itu, The Knight Templar! Hal itu membawanya berkeliling ke benua Eropa, khususnya negara yang pernah menjadi basis perkumpulan organisasi tersebut, Prancis.

Novel ini sangat bagus, karena disamping hiburan, novel ini dapat memberi kita pengetahuan, khususnya mengenai sejarah abad pertengahan. Beragam pujian juga dilontarkan oleh para penulis kelas dunia, diantaranya komentar yang paling mencengangkan adalah komentar dari Robert J. Randisi, penulis Blood of Angels, yang mengatakan, "lebih banyak intrik dan ketegangan dibandingkan Da Vinci Code."

Satu hal lagi, di dalam buku ini disisipkan sebuah naskah catatan harian yang berasal dari abad pertengahan. Catatan tersebut ditulis oleh Pietro dari Sisilia, seorang anggota Templar. Naskah kuno tersebut diterjemahkan oleh Dr. Nigel Wolffe, Ph. D.

Tentunya dengan komentar dan "suplemen" tambahan dari abad pertengahan itu kita bisa membayangkan isi dari novel karya Gregg Loomis ini. Selamat membaca.

Seperti yang telah kita ketahui, Presiden SBY merupakan speecher ulung. Begitu juga para pemimpin-pemimpin dunia juga menganggap Presiden SBY sangat jago dalam urusan pidato. Salah satu pidatonya yang sangat luar biasa (menurut saya), adalah ketika Presiden SBY berpidato di depan lebih dari 10.000 orang dari 190 negara saat diadakan konferensi UNCCC (UN Conference of Climate Change) di Bali, Desember 2007.
Berikut pidato Presiden SBY saat itu:

“Bismillahir Rahmaanirrahiim,
I have come here at this hour to make a special appeal to you.

We have invested so much time and energy in the last 12 days or so. We make a significant progress on many issues but we need to do more to make it a complete package.

We are now nearing the climax of our deliberations, and we must make the last mile in this exhaustive marathon—the most difficult mile!

For last September, when we had a High-level Event on Climate Change in New York, there was an agreement, a clear call—actually a demand—among world leaders that we must make a “breakthrough” in Bali. This is a political commitment that we all share.

Thus, here and now, we must produce a Roadmap—the Bali Roadmap—that will effectively guide us in the most concrete terms to a firm and effective agreement in Copenhagen. This means concrete actions, concrete resources and concrete timelines. Without an effective Roadmap, we may never reach our destination as we envisioned it.

We now have before us milestone decisions to make. There are wording that you must choose correctly, and I believe that you do so wisely. We must now give it our most careful consideration, and come to an agreement over it. The worst thing that can happen is for the great project for the human race and for our planet earth to crumble because we can find the rights “wording.”

We all embrace the principle of “common and differentiated responsibilities,” but this also means that developed and developing countries must DO MORE based on their respective capabilities. I do believe that the wording in the text you are considering already point us to the right direction.

What we do within this day will have an impact on the decades to come. We must therefore do what we sincerely recognize to be our duty, our moral obligation.

The world is watching us today. History will be judging us tomorrow. Future generations will remember: whether we rose to the occasion and seized the opportunity before us, or let it slip through our finger. It is time to think outside the box.

Too much is at stake. The alternative to a breakthrough our efforts here and now is not acceptable. We cannot fail. We must not fail. For the sake of our future generations, we must make that breakthrough to which we pledge ourselves.

Ultimately, there are three things that will make or break this conference. The first is a spirit of cooperation, a resolve to get things done, a spirit of globalism. All of you who have in Bali know and feel this spirit. The second thing that we need is our strong commitment to make this breakthrough. Again, I know that all of you have a commitment to make a difference. We just find a common ground for it. And the best way to reach that common ground is by nurturing a feeling of trust and confidence in what is bound to be a very difficult and painful negotiating process. And the third is flexibility. A spirit to give and take, and a willingness to compromise, without losing sight of the grand scheme that we are trying.

I know that we put all these things together—spirit of cooperation, commitment flexibility, we will make the last mile. The world is waiting anxiously. The world is watching. I beg you: Do NOT let them down.

Let us complete our work here.”

Teks pidato ini saya dapat dari sebuah buku kecil namun berbobot, berjudul "HARUS BISA, " tulisan Dr. Dino Patti Djalal, juru tulis Presiden SBY.
Menurut beliau, ketika Presiden SBY selesai menyampaikan pidato ini, akhirnya tujuan dari UNCCC ini tercapai setelah para delegasi dari berbagai negara sudah merasa bahwa konferensi ini akan gagal. Tetapi begitu pidato ini selesai, para delegasi merasa optimis dan akhirnya menyelesaikan apa yang kemudian disebut dengan "Bali Roadmap."



Bagi teman-teman yang merasa bosan dengan film konflik antara dua Negara yang menunjukkan kekerasan, saya rekomendasikan agar teman-teman nonton film Don’t Mess with the Zohan. Film yang dirilis pada 2008 lalu ini mengangkat tema konflik Palestina-Israel, tapi tidak akan membuat anda menjadi tegang dan miris, tapi akan membuat anda senyum-senyum bahkan tertawa. Akan tetapi sebaiknya anak-anak tidak usah diajak untuk menyaksikan film ini, karena ada beberapa scene yang tidak layak ditonton anak-anak.
Banyak adegan-adegan yang lucu, semisal Zohan (diperankan oleh Adam Sandler) yang seorang Israel dan musuhnya, Phantom yang merupakan orang Palestina, memutuskan menyelesaikan perselisihan mereka dengan bermain pingpong. Yang aneh adalah bolanya adalah bom dan dilakukan di tengah laut. Dan Zohan hanya memakai celana dalam.
Zohan adalah tokoh utama kisah ini. Dia seorang prajurit yang sangat tangguh, bahkan bisa dibilang mempunyai kekuatan super. Dia mengidolakan seorang pria bernama Paul Mitchell, seorang penata rambut asal Amerika. Dan dia mempunyai cita-cita untuk pergi ke Amerika dan menjadi seorang penata rambut. Ketika ia mengutarakan kepada orangtuanya bahwa ia ingin berhenti menjadi prajurit dan memilih pergi ke Amerika untuk menjadi penata rambut, mereka malah tertawa terbahak-bahak dan mengejek putra mereka sebagai “fagala” alias banci.
Ketika di Amerika, Zohan bertemu dengan seorang gadis Palestina, yang bernama Dalia(Emmanuelle Chriqui), yang menjadi bos-nya di salon tempatnya bekerja. Dan Zohan jatuh cinta pada gadis ini, yang ternyata merupakan adik dari Phantom, musuh besarnya.
Film ini sangat menarik karena logat arab sangat terasa saat mereka mengucapkan kata-kata dalam bahasa inggris. Percakapan-percakapannya pun sangat menggelitik. Seperti saat Zohan menunjukkan ‘anu’ nya pada teman kerjanya. Dia mengatakan bahwa miliknya adalah yang terbesar. Dan dia bangga akan hal itu. Juga ketika ‘anu’nya tidak bisa ‘bangun’, ia menyuruh dokter untuk melihat lebih teliti dan berkata “inside the bush.”
Pada akhir kisah ini, Zohan dan Phantom akhirnya bekerja sama saat seorang pengusaha kaya berusaha mengadu domba komunitas Palestina dan Israel di Amerika. Dan Zohan menikah dengan gadis Palestina yang dulu disukainya.
Walaupun film ini mungkin berbeda dengan budaya arab pada kenyataanya, tapi pada intinya film ini ingin menujukkan bahwa bangsa Palstina dan Israel bisa berjalan berdampingan tanpa bermusuhan. Selamat menyaksikan!

Bagi temen-temen yang merasa gundah gulana setiap akan menempuh ujian, kini tak perlu merasa resah lagi, karena telah hadir GSM Pen, sebuah Pena yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.Pena ini dilengkapi dengan Bluetooth Headset, kabel USB untuk mencharge, dan earpiece berukuran mini yang berfungsi sebagai penangkap suara.
Kita hanya perlu “ngobrol”melalui ujung pena. Dan lawan kita akan mendengar melalui earpiece tersebut.
Mengenai harga tampaknya masih belum diketahui.
Bagi yang berminat silahkan menabung dari sekarang.

Setelah beberapa waktu lalu Microsoft merilis MS Office 2007, kini perusahaan software raksasa tersebut tengah bersiap merilis Microsoft Office 2010.
Menurut Senior Vice President Microsoft, Chris Capossela, MS Office 2010 dapat dinikmati oleh pengguna komputer 6 minggu sampai 4 bulan
dari proses produksinya. Produksinya sendiri dilakukan pada bulan Januari 2010 mendatang.
Office ini akan dirilis dengan dua versi, yaitu 32 bit dan 64 bit, dan dikembangkan dengan operasi web.
Sementara itu versi beta MS Office 2010 akan segera dirilis. Mengenai harga, belum ada keterangan lebih
lanjut.

Tulisan ini sebenarnya dibuat untuk memenuhi tugas seni rupa ketika saya masih SMA. Dan waktu itu, saya bersama empat orang teman: Hari, Galang, Mohing, dan Hendron berhasil menyusun tulisan ini. Dan saya ingin berbagi masa-masa itu dengan pembaca yang mungkin sedang membuka dan membaca blog saya yang sederhana ini.


Seni Lukis: Sejarah umum dan Perkembangannya di Indonesia

A. Sejarah umum seni lukis
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.
Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna.
Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban, nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar, maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini.
Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocok-tanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan. Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang kemudian disederhanakan dan dibakukan.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

B. Perkembangan seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Awalnya pelukis Indonesia lebih sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain karena harga alat lukis modern yang sulit dicapai penduduk biasa.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaissance Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama.
Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan menghadapi penjajah.
Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda, namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut masih dipegang hingga saat ini.
Perjalanan seni lukis kita sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif, dengan munculnya seni konsep (conseptual art): “Instalation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Ditilik dari judulnya, pastilah ini ada hubungannya dengan Penerjemah atau Pengalih Bahasa.
Tetapi, mengapa menggunakan embel-embel legenda? Apakah Penerjemah mempunyai legenda?
Yah, itulah yang akan saya tulis, Legenda tentang Penerjemah, atau lebih tepatnya Legenda Asal Muasal Penerjemah Muncul di Dunia.
Beberapa waktu yang lalu, seorang dosen yang mengajar saya menceritakan sebuah kisah, yang kurang lebih seperti ini:

“Pada masa lampau, dikisahkan Tuhan menciptakan sekelompok manusia. Sekelompok manusia itu menempati sebuah lembah di kaki Gunung Sinai.
Setelah waktu terus berjalan, komunitas manusia tersebut semakin bertambah dengan angka kelahiran yang lebih tinggi daripada angka kematian.
Lambat laun, ada seseorang yang berpikir mengenai kehidupan setelah kematian. Kemudian, ia mempunyai ide untuk membangun sebuah menara.
Ia berpikir bahwa surga dan neraka bisa dilihat dari tempat yang sangat tinggi. Ia mengajak warganya untuk membangun menara.
Pertama-tama ia menemui kesulitan untuk membuat orang-orang ikut membantunya. Tetapi dengan usaha yang pantang menyerah, akhirnya ia mendapat kepercayaan dari warganya.
Dimulailah pembangunan menara tersebut. Setelah berlangsung beberapa lama, ia mengajak kelompok-kelompok lain yang berada di dekat wilayahnya untuk ikut membantu mendirikan menara itu.
Setelah menara itu telah mencapai ketinggian yang sangat tinggi, Tuhan mulai merasa khawatir, jikalau rahasianya mengenai kehidupan, kematian, surga dan neraka diketahui oleh makhluk ciptaan-Nya.
Akhirnya Tuhan mempunyai sebuah rencana yang akan digunakan-Nya untuk mengacaukan pembangunan menara tersebut (yang kemudian dikenal dengan Menara Babel).
Pada pagi hari ketika orang-orang gabungan dari beberapa kelompok tersebut ingin meneruskan pembangunan menara tersebut, tiba-tiba mereka tidak bisa berkomunikasi satu sama lain.
Rupanya Tuhan telah mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Dan seketika orang-orang menjadi bingung, karena mereka tak bisa berkomunikasi, keadaan menjadi terbengkalai, dan menjadi tak terurus.
Ketika niat mereka untuk menyelesaikan menara tersebut semakin memudar, munculah di tengah-tengah mereka seseorang yang dapat mengerti bahasa mereka dan dapat berkomunikasi dengan mereka.
Dan mulai saat itulah orang yang disebut Penerjemah muncul pertama kali di dunia”.

Kira-kira seperti itulah Legenda Translator.
Di kisah ini tidak diceritakan mengenai bagaimana kelanjutan dari pembangunan menara tersebut karena sebenarnya kisah ini adalah untuk menunjukkan kemunculan atau menunjukkan pertamakali terjadi penerjemahan, jadi apabila ada diantara pembaca merasa penasaran mengenai akhir dari menara itu, silahkan browsing sendiri ^^.
Sebenarnya ada dua versi mengenai asal-usul Translator ini, yaitu Versi Legenda dan Versi Sejarah, akan tetapi saya lupa dengan kisah yang berdasarkan Sejarah.
Jadi kalau kapan-kapan saya ingat, akan saya tambahkan.
Terima kasih.

Tabut (Kotak Suci) Musa, benda yang paling misterius yang pernah diketahui manusia. Konon melalui benda itulah Tuhan menyampaikan wahyu-Nya langsung kepada Nabi Musa.

Dalam Kitab Keluaran:
Tuhan berkata pada Musa: “Naiklah kau ke puncak gunung itu dan tunggulah di sana, akan Aku berikan kepadamu dua keping batu bertulisyang berisikan tentang syariat dan wasiat-Ku untuk kau ajarkan kepada Ban Israel.

Benda yang tidak diketahui bentuknya oleh manusia modern. Dalam kitab yang sama dijelaskan secara rinci mengenai bentuk Kotak Suci.

“Tabut ini terbuat dari kayu pohon akasia yang panjangnya 2 ½ lengan (+45 inchi), lebarnya 1 ½ lengan (+27 inchi), dan tingginya 1 ½ lengan (+27 inchi) juga. Kayu ini dilapisi emas murni baik di luar maupun di dalamnya, dan di sekelilingnya dirangkai dengan bunga-bunga yang terbuat dari emas, dihiasi dengan empat lingkaran emas yang digantungkan di keempat tiangnya, dua di salah satu sisinya dan dua lagi pada sisi yang sama.”


Pada tutupnya terdapat dua ekor burung yang tidak pernah dilihat oleh seorang manusia pun. Hal ini berdasarkan pada perkataan Musa bahwa ia pernah melihat kedua jenis burung tersebut di dekat singgasana Tuhan. (James Hosmer, The Jews, hal 16).


Di dalam Perjanjian Lama juga disebutkan mengenai bentuk dari Tabut ini.
“Panjangnya 1 lengan (18 inchi), dengan lebar yang sama, sedang tingginya 2 lengan (36 inchi). Ia terbuat dari kayu pohon akasia yang dilapisi dengan emas di bagian atas dan diletakkan di muka tirai yang berada di depan Tabut tersebut. Harun selalu menyalakan wewangian itu di depan Tuhannya. Harun, di masanya, juga membuat korban tahunan sebagai penebus kesalahan dan dosa yang dilakukan”.

Kaum Bani Israel percaya bahwa mereka akan mencapai kejayaan apabila bisa mengembalikan Tabut Suci ini ke tempatnya semula. Dan tempat yang dimaksud tersebut adalah Kuil Sulaiman, atau Solomon Temple. Dan mereka (Bani Israel, red) meyakini bahwa Kuil Sulaiman tersebut berada di kompleks Masjid Al-Aqsha, di Jerusalem. Akan tetapi di manakah Tabut tersebut?
Pada sebuah acara televisi, pernah dikatakan Tabut tersebut berada di pedalaman Ethiopia, di dalam sebuah bangunan semacam kuil yang dijaga oleh beberapa pendeta. Dan penjaga tersebut tidak mengijinkan kru acara tersebut untuk masuk dan melihat benda yang mereka yakini sebagai Tabut Suci tersebut.
Misteri, beberapa sudah dapat dipecahkan manusia, dan tidak sedikit manusia yang sama tidak mengerti mengenai rahasia besar ini. Masalahnya, apakah umur manusia sanggup memecahkan misteri itu?

Yang terbayang di benak kita apabila ada yang menanyakan tentang Dracula pasti akan seperti ini: "Sosok pria yang sudah mati, memakai tuksedo hitam, bertaring, hidup dengan menghirup darah segar dari manusia yang masih hidup. Tak bisa dibunuh kecuali dengan menancapkan pasak kayu di jantungnya, dan kita bisa menangkal Dracula dengan bawang putih dan salib".
Kira-kira seperti itulah gambaran tentang makhluk yang bernama Dracula di pikiran kita, atau setidaknya di pikiran seorang novelis bernama Bram Stoker, yang menulis novel berjudul "Dracula", beberapa tahun lalu. Diluar dugaan, ternyata hal itu dapat mempengaruhi pikiran seluruh manusia di dunia. Bahkan anak-anak pun tahu tentang sosokDracula. Disamping karena peran media yang banyak menggambarkan sosok Dracula menjadi seperti itu, perdebatan mengenai siapa Dracula sebenarnya adalah karena kebanyakan dari kita tidak mengetahui sejarah tentang Dracula. Sejarah Dracula berawal dari seorang pria bernama Mircea Tua (Vlad I, kakek Dracula), yang kemudian mempunyai anak yang bernama Vlad II. Saat itu, Vlad II bergabung dengan organisasi yang disebut Orde Naga. Karena Vlad II mempunyai ketrampilan berperang di atas rata-rata, ia menjadi salah satu petinggi di organisasi tersebut. Ia selalu mengenakan kalung berbentuk naga yang menjadi lambang organisasi tersebut. Kemudian is dijuluki Vlad Dracul (Rumania: Dracul berarti Naga). Tak berapa lama, ia mempunyai anak bernama Vlad Tepes (Vlad III, kemudian terkenal dengan nama Dracula). Dracula lahir di sebuah kastil di Transylvania. Ia dikenal dengan nama Dracula karena ayahnya mendapat julukan Dracul, dan kemudian ditambah akhiran -ulea (Rumania: -ulea berarti anak dari), jadi ia mendapat nama Draculea dari ayahnya. Nama itu diperhalus pelafalannya hingga menjadi Dracula, sampai sekarang (baca: Hypatea Cneajna dalam bukunya yang berjudul Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib). Selama hidupnya, ia berkuasa di wilayah Wallachia, yang berada di Negara Rumania, dan ia adalah seorang Pembunuh berdarah dingin yang telah membunuh ratusan ribu nyawa tanpa pandang bulu baik itu Pria, Wanita, bahkan Anak-anak, demi mencapai tujuannya. Yang menarik adalah, Dracula mempunyai metode yang belum pernah tercatat sejarah dalam usaha pembunuhannya. Dan ia suka membunuh korbannya secara massal. Cara yang paling ia sukai adalah dengan cara "Penyulaan" (Impalement), cara yang sangat mengerikan, yaitu memasukkan batang kayu sebesar lengan orang dewasa kemudian dimasukkan ke dalam tubuh melalui lubang dubur atau kemaluan (bagi wanita), kemudian kayu tersebut dibuat tegak lurus sehingga tubuh korban akan perlahan-lahan turun karena berat bandannya. Ia mempunyai adik bernama Randu yang mengabdi pada Kerajaan Turki Ottoman. Berbeda dengan Dracula, Randu adalah orang yang baik, bahkan Sultan Turki saat itu, Sultan Muhammad II (Sultan Mehmed II), memberi kewenangan untuk memburu Dracula yang notabene adalah kakaknya. Dracula menemui ajal ketika ia dan pasukannya bertempur melawan pasukan Turki di bawah komando Sultan Mehmed sendiri. Ia terbunuh di dekat danau Snagov, danau yang di tengah-tengahnya terdapat pulau dan gereja (diduga tempat dikuburkannya mayat Dracula).
Mungkin segala sesuatu Dracula ini dikaburkan agar kekejaman Dracula tidak diketahui oleh masarakat. dan itu telah berhasil dilakukan dengan adanya novel "Dracula" yang dikarang Bram Stoker. Masyarakat (umat Islam pada khususnya), tidak mengetahui siapa Sultan Mehmed II. Padahal ia sangat terkenal di Barat. Oleh karena itu masyarakat harus mempelajari sejarah-sejarah dunia yang apabila dikaji secara mendalam ternyata sangat menarik.