Industri musik di negeri kita memang sangat luar biasa pesat, dan itu harus membuat negara tetangga kita, Malaysia melarang warganya agar mengurangi pemutaran-pemutaran atau penayangan-penayangan video klip musik-musik Indonesia, karena merugikan pemerintah Malaysia. Kita harus bangga dengan hal itu, karena di era 90-an, musik Malaysia pernah menguasai industri musik di Indonesia, dan kita telah membalikkan keadaan tersebut. Dari Exist hingga New Boys, pernah tercatat menguasai pikiran-pikiran anak-anak muda Indonesia. Akan tetapi, dilihat dari sisi yang lain, sebenarnya musik Indonesia sangatlah monoton, tidak berani mempunyai suatu gebrakan yang berarti, walaupun sebenarnya bisa dimaklumi karena musik yang laku di Indonesia adalah musik yang seperti ini, Pop, dan itulah yang menyebabkan label-label besar menolak musik yang menurut mereka (label,red) tidak memberikan keuntungan. Media-media komunikasi seperti televisi juga turut membuat musik itu sendiri berkemban menjadi lahan yang menjanjikan. Lihat saja, hampir semua Stasiun TV swasta mempunyai program acara khusus musik dan acara-acara musik tersebut menayangkan video-vidoe klip yan sama satu sama lain, dan mungkin sebagai perbedaan, mereka menempatkan video-video di chart-chart yang berbeda urutannya. MTV, sebagai pelopor acara musik di Indonesia, tampaknya juga terlalu mementingkan kepentingan industri dan kurang memperhatikan kualitas musik tersebut. Padahal sebagai pelopor, mereka harusnya dapat menayangkan semua jenis musik tanpa pandang bulu, dan akhirnya musik-musik yang sedikit lebih keras, entah itu musiknya ataupun liriknya, menjadi minoritas di Indonesia. Mungkin para penikmat musik di Indonesia kuran menyukai musik keras tersebut karena umumnya penampilan mereka agak menyimpang, seperti tatto yang menghiasi tubuh mereka, ataupun rambut gondrong. Akan tetapi, jika kita melihat tongkrongan para anggota PopBand di Indonesia, kebanyakan mereka mengenakan anting-anting, kadang-kadang tatto, dan beberapa rambut gondrong, akan tetapi dengan gaya yang kekinian, seperti direbonding, tapi mereka menyuguhkan lagu-lagu yang menye-menye, berbeda dengan tampilan mereka yang terkesan sangar..
Pada akhirnya, peran media menjadi faktor yang sangat penting untuk membuat musik disukai oleh pendengar, akan tetapi hendaknya mereka memberi porsi yang adil bagi musik-musik lain yang kurang disukai dan membuat dunia kita menjadi lebih berwarna dan kita bisa semakin bertambah referensi tentang musik, tidak melulu hanya musik slow bertema cinta....

1 komentar:

coba lagi ya...

Posting Komentar